Melanjutkan studi ke luar negeri seringkali menjadi mimpi besar bagi para aktivis di Indonesia. Terlepas dari alasan di balik keinginan bersekolah lagi. Entah karena ingin mengembangkan diri melalui pendidikan lanjutan, mendukung kerja-kerja yang sedang mereka lakukan di Indonesia, mengejar kepakaran tertentu, bahkan hingga untuk kabur dari hiruk-pikuk kerja LSM yang membuat banyak aktivis menjadi burnt out karena toh setelah bekerja puluhan tahun, masyarakat sipil masih dipandang sebelah mata dan Indonesia tidak terkesan menjadi lebih baik. Semua alasan ini sah-sah saja untuk mengejar pendidikan lanjutan di luar Indonesia.

Tidak sedikit aktivis yang lantas tidak kunjung pergi untuk sekolah karena mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan tidak sampai hati untuk meninggalkan banyak advokasi dan klien yang sedang berjuang bersama untuk mendorong suatu perubahan di Indonesia. Banyak pula aktivis yang mengurungkan niatnya belajar ke luar negeri karena merasa tidak memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang cukup untuk menjadi jebolan program beasiswa luar negeri. Banyak dari mereka yang tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mendaftarkan dirinya dalam kelas-kelas Bahasa Inggris, terutama mereka yang bekerja di LSM akar rumput dan di luar Jabodetabek.

Berangkat dari kondisi di atas, lewat diskusi yang terjadi dengan teman-teman LSM, serta pengalaman pribadi, ternyata persoalannya adalah akses. Lalu apa yang harus dilakukan jika aksesnya kurang atau tidak ada? Kita buat akses tersebut. 


Safe Spot #1 Poster
Sumber foto: Enact.id
 

Enact.id

Enact.id adalah buah pemikiran beberapa teman-teman LSM yang memiliki perhatian terhadap kurangnya akses tersebut bagi elemen masyarakat sipil di Indonesia yang memegang prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam kerja-kerjanya. Harapan inisiatif ini adalah untuk menguatkan kerja-kerja masyarakat sipil melalui pengembangan pengetahuan Bahasa Inggris dan berpikir kritis.

Tentu belajar di luar negeri tidak berarti seseorang akan berkembang jauh dari pada belajar di negeri sendiri. Inisiatif ini juga tidak mengatakan bahwa memahami Bahasa Inggris adalah keharusan dan merupakan Bahasa yang superior. Namun, kami melihat bahwa kemampuan berbahasa Inggris dan berpikir kritis dapat digunakan oleh aktivis untuk mempelajari ilmu, kultur dan perspektif baru.

Safe Spot #1 – Persiapan Beasiswa untuk LSM di Indonesia

Pada kesempatan kali ini, dengan segala sumber daya yang kami miliki, Enact.id membuka ruang belajar dan diskusi bersama melalui program pertama kami, Safe Spot #1 – Persiapan Beasiswa untuk LSM di Indonesia. Kami berharap ada peningkatan pengetahuan dari peserta Safe Spot #1 untuk menjadi berani dalam mendaftarkan dirinya sebagai calon penerima beasiswa luar negeri. Sesuai namanya, ruang ini diharapkan dapat menjadi tempat yang aman bagi peserta untuk belajar, berbagi dan membangun  jaringan personal dan profesional.

Total peserta yang dapat kami terima adalah 12 orang untuk menjamin efektivitas diskusi yang akan dilakukan penuh secara daring dan dalam Bahasa Inggris. Kami mungkin belum bisa memfasilitasi semua pihak yang berniat untuk bergabung, namun besar harapan kami bahwa inisiatif ini akan berkelanjutan, sehingga akses dapat terus terbuka bagi teman-teman yang membutuhkan.

Sebagai inisiatif yang inklusif, kami menerima kritik, saran dan masukan dengan sangat lapang dada. Jika teman-teman ingin berkolaborasi, jangan sungkan untuk menghubungi kami. Terima kasih atas dukungan teman-teman untuk inisiatif baru ini dan tentunya para pihak di belakang Enact.id dan Safe Spot #1. 

Safe Spot #1 Poster
Sumber foto: Enact.id


(Versi Bahasa Indonesia)

Hai, kami dari Enact.id, suatu inisiatif pembangunan kapasitas bahasa Inggris untuk aktivis isu sosial, hukum, lingkungan hidup dan lainnya yang bekerja dengan berpegang pada prinsip-prinsip hak asasi manusia!

Kami sedang meluncurkan program kami, Safe Spot #1, yang merupakan suatu program persiapan pencarian beasiswa untuk bersekolah di luar negeri bagi para aktivis seperti kamu. Program ini kami buat untuk membantu para aktivis yang seringkali mengesampingkan mimpi sekolah di luar negeri karena memiliki kesibukan yang luar biasa dalam pekerjaannya. Banyak dari kamu yang juga tidak memiliki waktu dan sumber daya untuk mengakses informasi untuk mempersiapkan rencana sekolah, termasuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris yang menjadi tolok ukur pemberian beasiswa. Padahal kamu adalah aktor yang dapat membawa perubahan masif bagi Indonesia.

Jadi kalau kamu merasa bahwa kamu masuk ke dalam kategori aktivis yang berpegang pada prinsip HAM, bergerak sebagai bagian dari masyarakat sipil, tertarik untuk sekolah di luar negeri dan memerlukan beasiswa untuk menggapai mimpi tersebut, serta memiliki kemampuan bahasa Inggris yang menengah, yuk bergabung dengan kami dengan mengisi formulir ini!*

Formulir pendaftaran: https://Bit.ly/safespot1

(*) Dalam Safe Spot #1, kami akan merekrut 12 peserta. Kami akan berusaha untuk memastikan komposisi yang seimbang antar daerah atau suku asal, gender, dan bidang keahlian.

 

(English Version)

Introducing Enact.id, an English capacity building initiative for Indonesian human rights respecting activists of social causes! This initiative aims to enhance the work of civil society in Indonesia through improvement of English skills and critical thinking.

We are proud to launch our first program, Safe Spot #1 - Scholarship Preparation for human rights respecting activists of all sectors: legal, social, environmental, and other noble causes. This program is a response to the fact that many of you, who largely work in local NGOs, often have to put aside your dream to continue your studies abroad. You usually need to access scholarship to realize this aspiration, yet due to your workload and limited resources may have no access to the information needed to plan your study abroad or enhance your English skills to attain the required level by the scholarship. Meanwhile, you all are precisely the people who, when afforded with the chance to study abroad, can go home and bring positive change to Indonesian civil society!

Behind Safe Spot #1 is a group of people who are dedicated to work together with the participants to embark in meaningful, relevant, and enriching sharing and learning sessions. They are Aviva, Jane Aileen, Julio Achmadi, Shaffira Gayatri and Zico Pestalozzi.

Safe Spot #1 offers practical tips and tricks, information sharing platform, English skills capacity building and safe space in applying for scholarship program abroad, all while establishing new network with all the participants. We seek committed people across Indonesia to participate in this process together. If you are a worker of minimum 3 years in an NGO or other forms of human rights respecting social enterprises in Indonesia and determined to continue your studies abroad, apply through the link provided in the poster and we’ll see you there!*

(*) for this first batch we will admit a maximum of 12 participants. We seek to achieve a balanced composition of regional, ethnic, gender, and field of expertise. Basic to intermediate command of English is necessary.